Alaqshadelatinos.org – “Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia fiisabilillaah hingga ia pulang,” (HR Tirmidzi).
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Roh-roh orang mukmin Allah lesatkan ke Illiyin tempat yang mulia sedang roh orang kafir dilesatkan ke tempat sijjin (tempat paling bawah)
Orang-orang kafir berterbangan bagai laron karena saking cemasnya sambil berkata “celaka kami, celaka kami”.
Sementara orang beriman memyaksikan keadaan oramg kagir tsb sambil berkata ” inilah apa yang dijanjikan oleh Ar-Rahman, dan benarlah apa yang dikatakan utusan-utusan itu”
Ketika roh sudah dipertemukan lagi dengan jasadnya, maka mereka digiring ke padang mahsyar. Mereka keluar dari kuburan seakan belalang yang bertebangan.
Gambaran
- Orang kafir bangkit dari kuburuan mereka seperti laron yang bertebangan. Sedang orang beriman dibangkitkan seperti belalang yang bertebangan. Perbedaanya kalau Laron terbangnya tidak beraturan sedang belalang beraturan.
- Manusia kemudian digiring menuju mahsyar.
- ondisi manusia ketika digiring ke mahsyar, ada 3 keadaan:
- Ada yang berjalan normal dengan kakinya
- Ada yang menggunakan kendaraan mewah
- Ada yang berjalan dengan wajahnya
Hadist Rasulullah:
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dengan berjalan kaki, naik kendaraan serta ada yang diseret di atas wajah”.
Qs Maryam 85-86:
“Pada hari Kami akan mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada tuhan mereka yang penyayang kepada mereka sebagai rombongan utusan yang dimuliakan. Dan Kami mengiring kaum yang kafir kepada Allah dengan cara yang keras menuju neraka dalam keadaan berjalan lagi penuh kehausan”.
Orang mukmin digiring ke padang mahsyar dengan menggunakan unta seperti para utusan Allah.
Mahsyar itu dimana? Ada 3 pendapat ulama:
1. Di bumi (diantara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Syekh Abdurrahman asy’di)
Dalilnya Qs Ibrahim 48:
“Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”
Apa maksud bumi diganti? Ulama menafsirkan:
Bumi yang sama dengan yang ada saat ini namun sifatnya diubah, yakni dihilangkan pohon, gunung, lembah kemudian bumi dibentangkan Allah. Bumi menjadi rata. Bumi akan bersaksi bagi kita di padang mahsyar.
2. Al Imam Qurthubi mengatakan bahwa pergantian bumi dan langit adalah zatnya yang diganti. Jadi bumi yang nanti kita pijak di padang mahsyar bukan bumi yanh kita pijak sekarang.
Lalu jika bumi diganti Allah, maka dimanakah manusia? Ada riwayat yang mengatakan manusia di shirath.
Pendapat pertama yang mengatakan bahwa bumi tidak diganti, maka dimanakah padang mahsyat manusia? Yaitu di Syams.
Dalilnya:
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Baitul Maqdis, lalu kalian akan berkumpul semuanya di hari kiamat.
hadist: “Di tempat inilah kalian akan dikumpulkan, di tempat inilah kalian akan dikumpulkan, di tempat inilah kalian akan dikumpulkan (sebanyak tiga kali); dengan berkendaraan, berjalan dan dengan diseret di atas wajah-wajah kalian.”
Ibnu Abi Bakir rahimahullah[2] berkata, “Lalu beliau memberikan isyarat ke arah Syam, kemudian berkata, ‘Kesinilah kalian akan dikumpulkan.’
Bagaimana bentuk mahsyar?
Mahsyar adalah tempat lias berpasir, pitih dan tidak ada bekas ada orang sebelimnya disitu.
Berdasarkan hadits riwayat Muslim dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda mengenai gambaran Padang Mahsyar:
Artinya: Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun.
Gambaran Manusia ketika sampai di mahsyar yaitu mereka berdiri menunggu keputusan hisab dari Allah dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan belum berkhitan. Orang yang pertama kali diberi pakaian oleh Allah kelak adalah Nabi Ibrahim a.s.
Dalil:
• Qs Al Mutaffifin ayat 6
“yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?”
• Hadits tentang manusia dalam keadaan telanjang di Padang Mahsyar terdapat dalam Shahih Muslim. Hadits tersebut berbunyi: “Manusia pada hari kiamat akan dihimpun di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat, dan tidak bersunat”.
Kemudian matahari didekatkan sehingg mereka berkeringat. Ada yang kemudian tenggelam dalam keringatnya.
Dalilnya hadist: “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di duniaDi antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau (HR Muslim)”
Berapa lama manusia berdiri menunggu dihisab? Lamanya 1/2 hari yanga 1 hari di hari kiamat sama dengan 50.000 tahun. Namun bagi orang beriman, itu terasa ringan. Dalilnya hadist:
“Bagaimana kiranya tatkala Allah mengumpulkan kalian sebagaimana mengumpulkan anak panah dalam kinanah (wadahnya) selama limapuluh ribu tahun kemudian Allah tidak mau melihat kalian?” (HR al-Hakim beliau mengatakan shahih, disepakati pula oleh adz-Dzahabi dan al-Albani)
Keadaan seperti itu membuat manusia berbondong-bondong mencari bantuan kepada para Nabi. Mereka mendatangi Nabi Adam.Nabi Adam menjawab: “Aku tidak berani berbicara di hadapan Allah karena waktu dahulu pernah bersalah sehingga dikeluarkan dari surga. Saat ini aku hanya berpikir untuk diriku”. Manusia kemudian mendatangi Nabi Nuh. Beliau menjawab: “Aku tidak berani berbicara di hadapan Allah saat ini, karena dulu aku pernah bermohon agar Allah menenggelamkan penduduk bumi sehingga banjir melanda”.
Berikutnya sekelompok manusia menghadap Nabi Ibrahim. Ternyata Nabi Ibrahim juga mengaku pernah bersalah. Karena kepandainnya bersilat lidah beliau mengaku telah berdusta tiga kali, walaupun sebenarnya beliau bukan berdusta.
Pertama mengatakan “inni saqiim/aku sedang sakit”, maksudnya bukan sakit fisik tapi sakit perasaan karena banyak yang melakukan kemusyrikan. Kedua ketika mengatakan isterinya sebagai saudara “innaha ukhti”, maksudnya saudara seagama. Ketiga ketika menjawab pertanyaan Raja Namrud tentang siapa yang menghancurkan berhala setelah beliau melakukannya. Beliau mengatakan “kabiiruhum hadza”, yang besar ini. Maksudnya bukan yang besar ini penghancurnya, tapi ini yang paling besar ukuran berhalanya.
Nabi Ibrahim tidak bisa memberi syafa’at dan mengarahkan kepada Nabi Musa yang pernah berdialog langsung dengan Allah.
Nabi Musa juga tidak bisa karena pernah melakukan pembunuhan yang tidak semestinya. Beliau tidak sengaja hanya melakukan pukulan sedikit tanpa berniat membunuh ternyata orang itu mati.
Para manusia kemudian mendatangi Nabi Isa. Dalam dialognya, Nabi Isa tidak bisa juga memberi syafa’at karena Isa dan ibunya Maryam telah manusia jadikan sebagai Tuhan selain Allah. Nabi Isa malu meminta sesuatu kepada Allah.
Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi. Rasulullah berdoa kepada Allah agar disegerakan hisab bagi mereka”