Oleh: Ust Muhsinin Fauzi
Penulis: Srigustia Fitriyenni
Makna Wasat = pertengahan
Dalil sikap wasat ini adalah
Hadits Rasulullah:
Dari Abu Hurairah, ia menyandarkannya kepada Rasulullah saw: “Cintailah kekasihmu sekedarnya saja karena boleh jadi ia akan menjadi orang yang kamu benci sekedarnya saja. Bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja karena boleh jadi ia akan menjadi kekasihmu suatu hari nanti. (HR. at-Turmudzi)
“Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah).” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Islam sendiri adalah agama wasat. Ada agama yang sangat materi. Tuhannya materi dll. Namun ada agama yang full immateri. Sehingga perkara secara logika tidak masuk namun menjadi kepercayaan mereka.
Ada 2 kutub peradaban yaitu kapitalisme (terlalu penghargaan kepada personal) dan sosialisme (terlalu penghargaan kepada publik). Namun Islam adalah agama yang memberikan ruang penghargaan baik kepada personal maupun publik.
Istiqomah dalam sikap maksudanya adalah selalu bersikap benar. Istiqomah itu bisa bertahan dengan bersikap di pertengahan.
Urgensi sikap wasat (pertengahan):
- Wasat memberikan kita peluang untuk istiqomah.
- Wasat membuat kita bisa memenuhi hak-hak yang terikat dengan kita.Hadist:”Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka penuhilah masing-masing hak tersebut.“HR. Bukhari no. 1968 *
- Dengan bersikap wasat kita akan menemukan keadilan dan kehidupan yang seimbang (mutawazit). Kehidupan yang paling nyaman berdasarkan Allah.
Seimbang adalah kehidupan yang harmoni.
Kehidupan yang tidak seimbang akan menimbulkan kekacauan.
Hadits:
“Kebenaran itu barang hilang orang mukmin dimanapun kamu temui ambillah”.
Praktek wasatiyah Rasulullah contohnya adalah Rasul berpuasa dan juga berbuka. Rasul tidak berpuasa setiap hari tanpa berbuka.
Sumber:
* rumahsyo.com