Alaqshadelatinos.org, Tangerang Selatan – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah bagian terbesar dari unit bisnis yang menyerap tenaga kerja serta paling tahan menghadapi krisis multi-dimensi. Tidak bisa dipungkiri, bahwa lebih dari 90% pelaku usaha di Indonesia masih didominasi oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Tetapi, kenyataan lain menunjukan bahwa UMKM termasuk golongan pelaku usaha ekonomi lemah dalam kepemilikan modal/aset, lemah pengetahuan, lemah keterampilan dan teknologi yang digunakan, lemah aksesibilitasnya terhadap kebijakan modal, pasar dan informasi, serta seringkali lemah semangatnya untuk maju.
Di era digital ini, berbagai informasi dapat dengan cepat dan mudah didapatkan, bisnis online pun menjadi tren utama para pengusaha untuk memperbesar peluang penjualan.
Untuk meningkatkan pemahaman pelaku usaha tentang penjualan online, LAZ Al-Aqsha mengadakan kajian rutin bulanan dengan tema “Expert Digital Marketing” kepada UMKM di Masjid Al-Aqsha Delatinos BSD Tangerang Selatan, Rabu (28/4/2021).
Sebagai pembicara yaitu Condro Ibnu Santoso seorang entrepreneur dan digital marketer, ia menyampaikan bahwa kegiatan promosi bisa menjadi faktor penentu dalam meningkatkan angka penjualan bagi seluruh jenis usaha. Salah satu cara yang cukup efektif dalam menarik minat pelanggan adalah melakukan pemasaran berbasis online atau biasa disebut digital marketing.
“Digital Marketing merupakan suatu usaha untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada pembeli/calon pembeli secara online, sehingga penjualan produk/jasa dapat menjangkau daerah tanpa batasan.” jelasnya.
Dalam kajian tersebut, ia tidak hanya memberikan pengertian tentang digital marketing tetapi juga disertai dengan pemberian metode, strategi sampai dengan dampaknya terhadap pelanggan. “Saat ini, ada beberapa strategi digital marketing yang bisa dijalankan UMKM. Namun, sering kali mereka sulit menentukan strategi apa yang tepat untuk dijalankan. Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan media sosial.” ujarnya.
“Apabila negara ini terjadi krisis ekonomi, bisnis yang kita jalani bisa menjadi pondasi dalam menjaga perekonomian. Kita harus memperluas pola fikir dalam mengembangkan suatu usaha, timbulkan semangat kerja baru dan terus berinovasi seiring dengan perkembangan zaman.” tambahnya.
Selain itu, ia juga memberikan perbedaan antara bisnis kovensional dan bisnis online. “Dilihat dari marketnya, bisnis konvensional lebih terbatas dibandingkan bisnis online. Modal usaha dan risiko yang didapat pun lebih besar bisnis konvensional.” kata pria kelahiran Yogyakarta ini.
Dia juga menambahkan bahwa pengusaha yang sukses itu ketika ia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Mendengar berbagai saran dan kritik dari pembeli itu yang membuat seseorang mengetahui letak kekurangan dari usaha yang mereka jalani.