Alaqshadelatinos.org – Obesitas kini menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di seluruh dunia. Bagaimana tidak, data WHO menyebutkan sejak 1980 angka obesitas di seluruh dunia meningkat lebih dua kali lipat. Pada 2008, lebih dari 1,4 juta orang yang berusia 20 tahun ke atas menderita obesitas.
Pertanyaannya, apakah obesitas itu dan dapatkah program diet menjadi solusinya?
WHO mendefinisikan kegemukan atau obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Seseorang bisa dikatakan kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh (BMI) lebih besar atau sama dengan 25. Sedang patokan obesitas adalah jika BMI lebih besar atau sama dengan 30, yang diukur dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2), demikian seperti dilansir who.int.
Berbicara mengenai berat badan berlebih dan obesitas, belakangan cara yang sebelumnya kurang lazim untuk mengurangi berat badan pun bisa jadi tren di tengah masyarakat, seperti penggunaan pencahar misalnya. Hal ini sempat dialami Feby (26 tahun) yang berprofesi sebagai tenaga pengajar SMK di Bekasi.
“Teman saya waktu itu kasih sebungkus daun jati China, supaya berat badan saya susut katanya. Setelah minum segelas air rebusannya, ternyata efeknya saya buang air besar terus seharian. Akhirnya karena mengganggu aktivitas, besoknya saya tidak mau minum lagi,” kata Feby seraya menyesali.
Sejatinya mengonsumsi pencahar guna melangsingkan tubuh tidaklah tepat, sebagaimana yang diungkapkan apoteker sekaligus dosen farmakologi, Adhe R. Saptadjie, Apt, M.Si. “Pencahar itu obat urus-urus, bukan obat untuk kurus. Memang efek pencahar menurunkan berat badan, tapi hanya sesaat karena yang dibuang adalah air,” ungka Adhe.
Lalu bagaimana dengan diet? Pernah dengar istilah diet nasi merah dan dada ayam atau tidak makan nasi? Atau yang belakangan sedang hangat, yakni Obsessive Corbuzier Diet (OCD)? Berbagai program diet tersebut umumnya dilakukan guna mengatasi masalah berat badan berlebih atau juga obesitas. Namun sejatinya, definisi diet bukanlah mengurangi makan.
“Diet itu artinya pengelolaan makan yang seimbang guna memenuhi fungsi fisiologis tubuh yang normal, bukan mengurangi porsi makan,” ujar Adhe yang juga Kepala Program Studi Farmasi STIKES PHI, Bekasi ini.
Menurutnya, orang yang defisiensi pun perlu diet, kurang air misalnya, maka harus diet air agar tidak dehidrasi, begitu sebaliknya jika berlebih. “Jadi bila melangsingkan tubuh dilakukan dengan menahan makan, menguras lemak dan hanya minum air seharian, efeknya bisa ketoasidosis, menderita gangguan mental seperti anoreksia, bahkan yang paling fatal dapat mengalami blackout atau koma,” imbuh Adhe.
Maka apabila ingin mendapatkan kesehatan yang prima, bukan hanya diperlukan diet semata. Tetapi, menurut Adhe, setiap orang perlu new start. Apakah new start itu?
Pertama, nutrisi. Diet yang seimbang tidak semata mengurangi, tapi menjaga. Misalnya mengurangi kuantitas nasi, namun tetap menjaga kalori yang hilang tersebut dengan menyantap kurma beberapa butir sebagai penggantinya.
Kedua, olah raga. Olah raga yang seimbang bertujuan agar dapat mengubah lemak menjadi otot. Ketiga, air. Dalam hal ini bukan air soda, air kopi, teh, dan sebagainya, namun kebutuhan air mineral yang seimbang, dimana mineral dalam air tersebut akan mengikat oksigen yang berguna bagi kesehatan.
Keempat, sinar matahari. Sinar matahari diperlukan bagi pengubahan pro vitamin D dan A menjadi vitamin D dan A serta menghaluskan kulit. Olah raga sebaiknya dilakukan di bawah sinar matahari pagi, sekitar pukul delapan sampai pukul sepuluh pagi atau saat waktu dhuha.
Kelima, emosi. Diketahui 85% penyakit fisik dikarenakan masalah emosi, maka diperlukan kepandaian dalam mengatur emosi dan emosional dengan proporsional serta professional. Keenam, air (udara). Udara yang sehat akan berpengaruh kepada kesehatan seseorang.
Ketujuh, istirahat/rekreasi). Relaksasi ataupun rekreasi diperlukan guna memulihkan kejiwaan agar tidak mengalami kelelahan mental. Kedelapan, keimanan pada Tuhan.
Dalam hal kesehatan ini keyakinan pada Allah SWT terwujud dua bentuk, yakni sebagai bentuk perasaan khusnudzon sebagaimana tercantum dalam hadits.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Kemudian wujud keimanan lainnya adalah melakukan diet yang syar’i sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ.
Diet Cara Nabi dan Ulama
Mengatur makanan telah banyak dibahas oleh ulama-ulama kedokteran Islam dalam kitab mereka. Ibnu Muflih Al Maqdisi contohnya, ulama bermahzab Hanbali ini mengulas tentang al-Himyah (diet) dalam kitabnya, adab asy syari’yyah.
Ibnu Muflih menyatakan bahwa diet yang paling bermanfaat adalah diet yang dilakukan oleh orang yang baru sembuh dari sakit. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah akan memelihara dirinya dari bahaya dunia sebagaimana salah seorang kalian memelihara orang yang sakit dari bahaya makanan dan minuman.”
Para dokter masa keemasan Islam menjelaskan diet sebagai salah satu bagian dari enam pilar penyebab kesehatan sebagaimana. Itu tercantum dalam Al Masalil fi al-Tibb lil Mutalallimin, yaitu udara, apa yang dimakan dan diminum, gerak dan diamnya badan, gerak dan diamnya jiwa, tidur dan terjaga, istifrag (mencahar) dan ihtibas (menahan pengeluaran).
Para ulama dan dokter Islam terdahulu percaya apa yang dimakan berpengaruh bagi psikis. Karenanya, pengaturan makan tidak untuk menjadikan tubuh atletis semata.
Ali bin Abi Thalib RA berkata, “Barangsiapa meninggalkan makan daging selama empat puluh hari, akhlaknya akan berubah buruk.” (Thibbun Nabawi). Selain itu, diet juga berfungsi untuk menggemukkan.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ فَارِسٍ حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ سَيَّارٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَرَادَتْ أُمِّي أَنْ تُسَمِّنَنِي لِدُخُولِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أَقْبَلْ عَلَيْهَا بِشَيْءٍ مِمَّا تُرِيدُ حَتَّى أَطْعَمَتْنِي الْقِثَّاءَ بِالرُّطَبِ فَسَمِنْتُ عَلَيْهِ كَأَحْسَنِ السَّمْنِ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Yazid bin Sayyar] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa’d] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu ‘anha, ia berkata, “Ibuku ingin aku terlihat gemuk (segar) saat aku bertemu Rasulullah ﷺ, namun aku tidak menerima apapun yang diinginkannya hingga ia memberiku makan mentimun dengan ruthab (kurma segar). Kemudian aku menjadi tampak gemuk (segar) dengan bentuk yang idel.” (HR Abu Daud).
Adapun hal yang paling penting dari diet adalah mencegah bahaya makanan terhadap tubuh dan kejiwaan. Dalam teori, setiap cairan tubuh yang rusak akan berpengaruh pada tubuh dan juga temperamental.
Rasulullah ﷺ pernah makan semangka dicampur dengan kurma segar, beliau berkata, “Panas di buah ini dinetralisir oleh unsur dingin di buah ini. “ (Riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi). Wallahu A’lam. (Hidayatullah.com)