Alaqshadelatinos.org – Israel dan Palestina menyepakati gencatan senjata setelah 11 hari konflik. Gencatan senjata itu ditengahi Mesir, berlaku pada Jumat dini hari, pukul 02.00.
“Israel gagal mencapai tujuan agresinya dan melarikan diri dari pertempuran dengan kelompok perlawanan Palestina,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Anadolu Agency dalam pada respons resmi pertama terhadap gencatan senjata tersebut.
Dalam pesan suara kepada Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Ezzeddin al-Qassam, mengatakan bahwa kelompok itu “telah menanggapi mediasi Arab untuk gencatan senjata dengan Israel.”
Abu Ubaida memperingatkan Israel bahwa Brigade al-Qassam mempersiapkan “serangan roket besar yang mencakup seluruh Palestina (Israel) dari ujung utara hingga ujung selatan, dari utara Haifa ke selatan bandara Ramon.”
Namun “serangan itu, bagaimanapun, , ditangguhkan untuk mengamati perilaku musuh (Israel) sampai jam 2 Jumat.”
Setidaknya 232 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.700 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza.
Pusat kesehatan, kantor media, dan lingkungan perumahan menjadi sasaran serangan. Ketegangan yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Pada 1980 Israel mencaplok seluruh kota, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh dunia internasional. (Indonesiainside.id)