Alaqshadelatinos.org – Sebanyak 60 mahasiswa Indonesia dikabarkan tengah belajar pertanian di Israel. Mereka disebut aman dari serangan roket ditembakkan para pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Meski tinggal di bagian selatan Israel, wilayah tempat mereka huni dan bekerja tidak pernah menjadi sasaran serbuan roket dari Gaza.
“Di tempat kami tinggal dan bekerja tidak pernah terdengar bunyi sirene tanda serangan roket datang,” kata Costa, koordinator mahasiswa Indonesia di Israel, seperti dilansir laman Albalad.co, Rabu(19/5).
Para mahasiswa Indonesia itu tinggal di daerah Arava, terletak di antara Laut Mati dan Laut Merah. Kota terdekat dari tempat mereka adalah Beersheba, yang menjadi target serangan roket Hamas dan Jihad Islam sejak Perang Gaza meletup Senin pekan lalu.
Costa menambahkan 60 mahasiswa Indonesia ini sudah menyelesaikan pendidikan pertanian mereka di Arava International Training Center for Agricultural Training (AICAT) dijalani sejak September 2019.
Mereka bagian dari 81 mahasiswa Indonesia belajar di AICAT untuk periode 2019-2020. Namun 21 mahasiswa Indonesia telah pulang lebih dulu tahun lalu.
“Kami akan diwisuda pada 20 Mei (besok) bareng mahasiswa dari Kenya dan Gambia,” ujar Costa.
Sebelumnya pada 2018 silam, sebanyak 52 mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan beasiswa untuk mengikuti pendidikan pertanian di Israel. Kerjasama ini berlangsung selama 11 bulan dan telah selesai di lakukan.
Berdasarkan informasi di peroleh Tirto, beasiswa kepada 52 mahasiswa asal NTT itu diberikan oleh Arava International Center of Agriculture Training (AICAT).
Inisiator kerja sama ini ialah Agus Suherman, salah satu pengusaha keturunan Cina yang memiliki misi buat mengirim sebanyak mungkin mahasiswa Indonesia untuk belajar pertanian di negeri bintang daud. (Indonesiainside.id)