Alaqshadelatinos.org – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menegaskan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa ‘Israel’ bertekad melanjutkan operasi militer ke Gaza, sumber ‘Israel’ mengatakan pada Selasa. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri ‘Israel’, Netanyahu berterima kasih kepada Biden karena negaranya terus memberikan dukungan ke ‘Israel’.
“Perdana Menteri menyampaikan kepada Joe Biden bahwa ‘Israel’ bertekad mencapai tujuan mereka lewat operasi militer untuk menjamin keamanan warganya,” tambah pernyataan itu dikutip Anadolu Agency.
Di sisi lain, Gedung Putih mengatakan Biden menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata selama diskusi via telepon dengan Netanyahu. Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin mengungkapkan korban tewas akibat serangan ‘Israel’ di Jalur Gaza telah bertambah jadi 212 jiwa, termasuk 61 anak, 35 perempuan, dan 16 orang lanjut usia.
Sementara itu, lebih dari 1.400 orang lainnya luka-luka.
Sedikitnya 10 orang ‘Israel’ juga tewas akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza. Militer penjajah telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak 10 Mei.
Dukungan Erdogan untuk Pasukan Internasional
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, 84 juta seluruh populasi penduduk Turki akan terus mengawasi perkembangan dan peristiwa yang terjadi di Yerusalem. Berbicara setelah pertemuan Kabinet di ibu kota Ankara, Erdogan mendesak PBB, DK PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan organisasi internasional lainnya untuk mengambil tindakan terhadap penindasan terhadap warga Palestina, serta Yerusalem.
Dia menambahkan bahwa Turki akan memberikan dukungan politik dan militernya untuk upaya internasional membebaskan Yerusalem dan melindungi rakyat Palestina. Dia menuduh ‘Israel’ sebagai “negara teroris” dan melanggar aturan internasional tentang Yerusalem, yang dipandang suci oleh ketiga agama ini.
Gagasan tentang pengiriman pasukan internasional untuk melindungi warga sipil Palestina dari agresi Israel harus segera ditindaklanjuti, ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Rabu. Direktorat Komunikasi Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Turki Erdogan dan sejawatnya dari Rusia Vladimir Putin berbincang via telepon soal hubungan bilateral dan isu kawasan, terutama serangan Israel terhadap Palestina.
Dalam pembicaraan tersebut, kedua presiden membahas perkembangan terbaru di Palestina serta pengiriman vaksin Sputnik V ke Turki. Menyerukan kepada komunitas global untuk memberikan pelajaran yang “kuat dan membuat jera” kepada Israel, Erdogan mengatakan Turki telah menyampaikan reaksinya yang keras terhadap serangan ‘Israel’ di Yerusalem, Gaza, Masjid al-Aqsha, dan Palestina.
Presiden Turki juga mengatakan bahwa mereka “dengan kejam” membom warga sipil di Gaza. Erdogan mengatakan bahwa mereka yang mendukung tindakan ‘Israel’ di Yerusalem dan Gaza akan tercatat dalam sejarah sebagai yang terlibat dalam pembunuhan anak dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dia juga mengkritik Presiden AS Joe Biden karena menandatangani kesepakatan senjata dengan ‘Israel’ dan dia juga mengutuk Austria karena mengibarkan bendera ‘Israel’ di gedung Kanselirnya. Erdogan mengatakan Wina tampaknya berusaha membuat Muslim membayar kerugian untuk genosida yang menimpa orang Yahudi selama perang dunia kedua.
Ketegangan yang dipicu serangan orang-orang ‘Israel’ ke area permukiman Syeikh Jarrah dan kompleks Masjid al-Aqsha, ini dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan, dan kemudian meluas ke Gaza.
‘Israel’ menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsha berada, selama perang Arab-’Israel’ 1967. Mereka kemudian menduduki seluruh wilayah kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. (Hidayatullah.com)