• Tentang Kami
  • Kontak
Kabar Al-Aqsha
  • Home
  • Berita Dunia Islam
  • Kabar Masjid
  • Ibrah
  • Kajian
  • Ummahat
  • LAZ Al-Aqsha
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Dunia Islam
  • Kabar Masjid
  • Ibrah
  • Kajian
  • Ummahat
  • LAZ Al-Aqsha
No Result
View All Result
Kabar Al-Aqsha
No Result
View All Result
Home Ummahat

Belajar Tawakal dari Ibunda Nabi Musa

Oleh: Srigustia Fitriyenni

Kamis, 18 Feb 2021 - 15:30 WIB
Belajar Tawakal dari Ibunda Nabi Musa
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Pasrah yang paling paripurna adalah pasrah kepada Allah, dan janji Allah tak pernah bergeser sedikitpun. Allah memberi pelajaran kepada kita lewat bunda Nabi Musa AS, Yukabida. Kisah yang luar biasa yang juga harus mengisnpirasi kita orang tua. Tidak ada tempat untuk gamang, ragu apalagi mempertanyakan kuasa Allah. Inilah nukilan keteladanan Ibunda Nabi Musa yang dikisahkan dengan apik dan menggetarkan oleh Ustd Faris BQ.

Kisah Nabi Musa ini adalah salah satu kisah yang sering diulang dalam Al Qur’an. Diantaranya di dalam surat Thoha ayat 38 dan 39 serta dalam surat Al Qasas ayat 7 dan 9. Adapun arti dari ayat-ayat tersebut adalah: Toha 38: “Yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,” Sedangkan Toha 39: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku”

Ayat itu masih disambung Al Qasas:7: Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”

Ada dua situasi yang berbeda dalam Toha 39 dan Al Qasas ayat 7 pada surat Toha, digambarkan tidak ada lagi waktu karena tentara Firaun sudah mengetahui kelahiran Nabi Musa. Sehingga Allah memerintahkan ibu Nabi Musa untukmenghayutkan bayinya di sungai Nil.

Sementara dalam surat Al Qasas ayat 7, diceritakan kondisi pertama ibu Nabi Musa setelah kelahiran anaknya. Ia bingung apakah harus berbahagia dengan kelahiran putranya atau sebaliknya bersedih karena tahu bayinya akan dibunuh Firaun jika ketahuan. Dalam keadaan seperti itu Allah menenangkan ibu Nabi Musa dengan menyuruhnya untuk menyusui Nabi Musa terlebih dahulu. Jika kemudian ia khawatir, Allah perintahkan ia untuk menghayutkan bayinya.

Pelajaran besar yang bisa diambil dari kisah ini yaitu rasa yakin dan percaya yang teramat besar kepada Allah, percaya akan kekuatan instruksi wahyu sehingga tidak sempat berfikir apakah perintah itu berbahaya bahaya atau tidak jika dilaksanakan. Rasa yakin inilah yang menimbulkan sifat tawakal kepada Allah.

Pelajaran berikutnya adalah syariat Allah itu terdiri dari perintah, larangan, kabar, janji dan harapan. Di ayat ini terdapat dua perintah, dua larangan dua kabar berita dan dua janji.

Dalam surat Al Qasas 7, terdapat dua perintah yaitu: 1. Susuilah dia (Musa), 2. Hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), lalu ada dua Larangan: 1. Janganlah engkau takut dan 2. dan jangan (pula) bersedih hati. Selain itu ada dua dua kabar dan janji : 1. Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan 2. Dan menjadikannya salah seorang rasul.”

Ustadz Faris BQ memaparkan makna surah Al Qasas ayat 9. Ayat ini menerangkan betapa maha halusnya skenario Allah terhadap Nabi Musa. Walaupun setelah dihanyutkan dan kemudian diambil oleh istri Firaun tapi justru disitulah Allah menyelamatkan Nabi Musa dari pembunuhan Firaun. Allah menjadikan istri Firaun menyukai Nabi Musa dan mengungkapkannya kepada Firaun. Al Qasas 9: Dan istri Fir’aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.

Di ayat ini kita dapat melihat betapa besarnya peran seorang istri. Asiyah (Istri Firaun) memiliki peran yang besar bagi keselamatan Bani Israil dengan mengasuh Nabi Musa. Setelah Nabi Musa diangkat menjadi anak, tentulah bayi yang baru lahir sangat membutuhkan asupan ASI. Maka Firaun pun mencari ibu susu untuk Musa. Namun skenario Allah membuat Nabi Musa tidak menyusu dengan wanita manapun kecuali dengan ibunya sendiri.

Dari kisah ini ustdz Faris BQ menegaskan betapa Al Lathifnya Allah, Maha Lembut nya Allah dalam skenario mengatur alam semesta beserta isinya. Akhirnya membuat kita menyadari bahwasanya jika kita menyerahkan semua urusan pada Allah, tawakal kepadaNya maka Allah akan mengatur segalanya. Semakin kita mengenal sifat Allah-Al Lathif- maka akan semakin tinggi tawakal kita kepadaNya.

Maka seseorang yang beriman kepada Allah tidak akan memiliki keraguan, tidak akan menunda apapun yang diperintah Allah padanya. Betapa luar biasanya cara penyampaian Al Quran, batapa lembutnya Allah mengatur jalan hidup hambanya. Dan itu semua membuktikan kebesaran allah sebagai pelajaran bagi kita. Jika Allah menakdirkan sesuatu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju takdir itu dengan cara bertahap. **

ShareTweetSend

Baca Juga

Kekurangan Suami, Ladang Pahala Istri

Kekurangan Suami, Ladang Pahala Istri

08/03/2021

Suami adalah laki-laki biasa yang jika ada usaha dan doa bisa berubah menjadi lebih baik, sementara Istri menjadi pendampingnya. Caranya?...

Jembatan Hati Itu Bernama ‘Rumah kita’, Program Bedah Rumah

Menjadi Shalihah dengan Dua Syarat

02/02/2021

Wanita tak ubahnya warna warni pelangi, indah dipandang, namun sulit dimengerti darimana ia berawal dan kemana ia berakhir. Terkadang menjadi...

Keteladanan Akhlak Lahirkan Anak Beradab

Keteladanan Akhlak Lahirkan Anak Beradab

25/01/2021

Hari ini umat manusia mengalami krisis akhlak. Krisis tindak tanduk antar manusia, sopan santun, adab dan keimanan. Sepertinya manusia abai...

Bersama Suami di Surga, Bagaimana Caranya?

18/01/2021

Masuk Surga adalah impian setiap orang beriman. Karena di dalamnya terdapat beraneka macam kenikmatan. Kenikmatan yang paling tinggi nilainya ialah...

Keluarga yang Baik Bermula dari Doa

15/01/2021

“Perbaikan masyarakat berawal dari perbaikan keluarga”. Kutipan sederhana ini berasal dari tausyiah Ust Faris BQ, Lc. Ustad yang banyak ditunggu...

Jadwal Praktek Dokter Aqsha Clinic

Islam Punya Resep untuk Jadi Orang Tua Milenial

13/12/2020

Sungguh repot untuk menjadi orang tua bagi anak-anak milenial sekarang.  Dengan asupan informasi dari segala penjuru, orang tua tetap harus...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Kekurangan Suami, Ladang Pahala Istri

Kekurangan Suami, Ladang Pahala Istri

08/03/2021
Beginilah Adab Bepergian Menurut Rasulullah

Beginilah Adab Bepergian Menurut Rasulullah

08/03/2021
Kisah Kemuliaan Dari Punggung Unta

Kisah Kemuliaan Dari Punggung Unta

04/03/2021
“Terimakasih Jamaah Masjid Al-Aqsha”

“Terimakasih Jamaah Masjid Al-Aqsha”

21/02/2021
Belajar Tawakal dari Ibunda Nabi Musa

Belajar Tawakal dari Ibunda Nabi Musa

18/02/2021
Kabar Al-Aqsha

Alamat

Cluster Brazilia Delatinos BSD Serpong, Serpong, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15318

Email: [email protected]

Media Partner

  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi

© 2021 MediatrustPR. All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Dunia Islam
  • Kabar Masjid
  • Info DKM
    • LAZ Al-Aqsha
    • Aqsha Mart
    • Aqsha Clinic
    • Aqsha Mualaf Center
    • Ummahat Al-Aqsha
    • Aqsha Qurban
    • Aqsha Share & Care
    • Madrasah Bisnis Al-Aqsha
    • Aqsha Muda (AQMA)
    • TPA Al-Aqsha
    • Aqsha Scholarship
  • Profil Jamaah
  • Ummahat
  • Kajian
  • Ibrah
  • Gaya Hidup Muslim
  • Aqsha Go West
  • Foto
  • Lapak Jamaah