Rumah itu punya luas sekitar 45 meter persegi saja, lantainya dari tanah keras, tak ada plafon, warnanya kusam. Kusen jendelanya sudah rusak, bahkan kayunya remuk dimakan usia. Lantai tanahnya masih belum rata, tak ada tempat yang cukup nyaman untuk menggelar sajadah. Itulah rumah ibu Sri Haryati (66).
Bu Sri Haryati pemilik rumah itu beberapa kali beranjak dari tempat tidurnya, ia dibantu tongkat besi setelah stroke melumpuhkannya untuk keduakalinya. Ingatannya juga tak lagi tajam. Tapi dia masih bisa mengucap syukur saat tim kecil ‘Rumah Kita’ dari biro sosial DKM Al Aqsha menyambanginya, dan mengabarkan bahwa jamaah Al Aqsha akan memasang keramik dirumahnya. “Alhamdulillah, akhirnya ada tempat sholat yang layak,” katanya.
Ya,benar. ‘Rumah Kita’ adalah program terbaru dari Biro Sosial Al Aqsha. Seperti bedah rumah, meskipun tidak benar-benar membedah, namun program ini cukup menjadi rumaah benar-benar layak ditempati. Karena mungkin selama ini antara dapur dan kamar mandi jadi satu, atau bahkan masih berlantai tanah.
Program ini juga diharapkan menjadi jembatan hati antara warga sekitar masjid dan masjid Al Aqsha. “Rumah bu Sri Haryati ini selemparan batu dari komplek kita. Meski terhalang tempok, tapi itu tak menghalangi hati kita. Rasanya tidak khusuk sholat kita, jika masih ada warga sekitar masjid yang kesulitan sujud kepada Allah karena rumahnya berlantai tanah.” Kata Alfi Abu Hurairah saat bercerita program terbaru DKM ini di sudut masjid.
Program ini sendiri sebenarnya sudah lama, banyak berdebat soal kriteria penerima. Namun jika terus berdebat tanpa kerja nyata, program itu tak akan pernah jalan. Maka goweser AGW (Aqsha Go West) melakukan perjalanan sekitar komplek yang berdekatan dengan masjid untuk survey dan melihat kenyataan sebenarnya. Dan akhirnya, dapat rumah sasaran.
Kepala Biro sosial, Chondro Ibnu Santoso dan Wakil Ketua DKM, Herri Tekken kemudian terjun langsung untuk memberi pengarahan mana saja yang akan dibongkar dan bagaimana rumah akan diperbaiki. Tiap rumah dibantu Rp 12 juta, “Jumlah itu untuk memperbaiki bagian-bagian rumah yang tidak layak, sehingga jadi layak huni, mulai MCK, dapur, tempat tidur atau apa yang perlu diperbaiki,” kata Herri Tekken.
Pola bantuan ini juga melibatkan lingkungan sekitar, “Kami bersyukur dapat bantuan dari Masjid Al Aqsha, kami juga akan membantu perbaikan rumah ini. Kami berharap makin banyak bantuan untuk warga kami,” kata Endi Suhendi Ketua RT IV Kelurahan Serpong.
Masih menurut Herri Tekken, satu unit rumah ini akan selesai dalam waktu 15 hari. Pihaknya saat ini juga sudah mengantongi dua titik rumah yang juga akan dibedah. “Kami menjalankan amanah jamaah Al Aqsha, dan sekarang kami laporkan kepada jamaah, agar disekitar kita merasakan kehadiran masjid Al Aqsha sebagai berkah dan makin erat persaudaraan kita sesama muslim, “ ungkap tambah Herri Tekken.
Program ini, ungkap Ketua DKM, Alfi Abu Humaira akan dijadikan pilot project dan targetnya setahun akan ada lima sampai enam rumah yang diperbaiki. “InsyaAllah sangat berarti buat mereka,” tambahnya.
Apresiasi juga patut diberikan kepada goweser Al Aqsha, AGW, mereka tak lupa lingkungan meskipun sepeda mereka mahal-mahal. Mereka tetap ingat berbagi dengan tetangga masjid sendiri. Barokallah **