“Perbaikan masyarakat berawal dari perbaikan keluarga”. Kutipan sederhana ini berasal dari tausyiah Ust Faris BQ, Lc. Ustad yang banyak ditunggu tausyiah-nya ini menjelaskan dalam kajian jamaah subuh masjid Al Aqsha Delatinos BSD.
Untuk menuju keluarga yang baik itu, Allah juga sudah menurunkan prototype keluarga. Dan itu dijelaskan oleh Allah dalam surah Ali Imran, yaitu Allah memilih Nabi Adam, Nabi Nuh dan Keluarga Ibrahim serta keluarga Imran sebagai keluarga terbaik sepamjang zaman.
Selanjutnya Ustadz yang juga dosen dan inspiratory yang concern pada kehidupan keluarga ini menceritakan tentang keunikan surah Ali Imran. Surah ini adalah satu-satunya surah dalam Al Quran yang dinamai dengan nama keluarga.
Nama Imran disebutkan tiga kali dalam Al Quran dan ketiganya tidak ada yang menyebutkan Imran secara personal.
Dalam surah Ali Imran ayat 33, Allah menyebutkan tentang keluarga Imran sedangkan dalam ayat 35 tentang istri Imron. Serta di akhir surah At Tahrim tentang putri Imran yaitu Mariyam.
Selanjutnya Ust Faris membedah tafsir surah Ali Imran dimulai dari ayat 33 yang bunyinya ; “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Menurut Ust Faris, tafsir ayat itu adalah Allah telah memilih dan memberikan penghargaan kepada Nabi Adam, Nabi Nuh, Keluarga Ibrahim dan keluarga Imran dan menjadikan mereka sebagai contoh terbaik sepanjang zaman.
Selain itu, Allah juga menunjuk nama Nabi Adam dan Nabi Nuh sebagai person terbaik. Sementara keluarga terbaik yang ditunjuk Allah adalah keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Imran. Dari merekalah kita seharusya banyak membaca, banyak belajar dan banyak membandingkan sebagai tuntunan keluarga kita saat ini.
Lebih lanjut, Ustad yang banyak membimbing masyarakat urban dan perkotaan ini menyebutkan jika Allah ingin kita belajar dari kedua keluarga terbaik ini. Dari keluarga Ibrahim kita belajar bagimana mendidik anak dari orangtua yang lengkap, bagaimana membentuk keluarga yang berkah dalam kondisi poligami, serta bagaimana mendidik anak laki-laki. Seperti diketahui Nabi Ibrahim mempunyai dua anak lelaki, Ismail dan Ishaq, yang keduanya menjadi Nabi.
Sedangkan dari keluarga Imran kita belajar tentang bagimana mendidik anak perempuan atau anak tunggal dan dalam kondisi single parent dari keluarga monogami. Surah Ali Imran 34:
” (sebagai) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Surah itu berarti amat dalam, karena surat itu mempunyai dua pesan. Pertama :;
Carilah jodoh yang baik. Karena memilih jodoh yang baik berarti juga memperpanjang kebaikan. Karena jika menikah dengan orang yang baik in syaa Allah akan lahir keturunan yang baik dan sholih. Doa dan amal yang dilakukan anak sholih akan mengalir pahalanya untuk ortu. Inilah yang dinamakan dengan amal jariyah, kebaikan yang tidak pernah putus.
Kedua ; Jangan sampai keluarga yang baik terputus pada kita. Maka kebaikan ini harus terus berkesinambungan sampai akhir kiamat.
Ust Faris BQ lantas menyitir surat Ali Imran 35:
“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Surah yang sangat luar biasa ini, secra khusus diberi garis bawah oleh ust Faris bahwa keluarga harus punya visi besar. Visi inilah yang tercermin dalam doa, sehingga doa yang kita panjatkan tak lagi doa remeh temeh, tetapi doa yang benar-benar ber-nas. Doa yang meminta kita menjadi keluarga hebat.
Visi yang besar ini akan terkumpul dalam doa, dan keluarga yang baik hanya akan lbermula dari doa. Bapak, ibu, sudahkan doa kita berisi visi atas keluarga kita?