Hampir 800 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah kehilangan tempat tinggal akibat pembongkaran ‘Israel’ sepanjang tahun ini, dilansir oleh Daily Sabah.
Laporan tersebut datang dari organisasi non-pemerintah (LSM) ‘Israel’, B’Tselem, penghitungan tahunan tertinggi sejak 2016, tahun organisasi tersebut mulai mengumpulkan data tersebut.
Pernyataan itu muncul ketika tentara ‘Israel’ menghancurkan hampir 80 rumah penduduk Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dalam operasi yang menargetkan seluruh komunitas sekaligus. Selasa malam, buldoser ‘Israel’ menghancurkan desa tersebut, termasuk tenda, gudang, toilet portabel dan panel surya, dekat Tubas di Lembah Jordan.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan pasukan ‘Israel’ telah menghancurkan sepenuhnya desa Homsa al-Baqia, menyebabkan sekitar 80 orang kehilangan tempat tinggal. Lembah Jordan berada di Area C Tepi Barat yang sepenuhnya dikendalikan oleh tentara ‘Israel’, yang telah menduduki Tepi Barat sejak 1967.
“Penghapusan seluruh komunitas sekaligus sangat jarang, dan sepertinya Israel memanfaatkan fakta bahwa perhatian semua orang saat ini diarahkan ke tempat lain untuk bergerak maju dengan tindakan tidak manusiawi ini,” kata B’Tselem dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Agence France-Presse (AFP), mengacu pada pemilihan presiden AS.
Dalam pernyataan terpisah, B’Tselem mengatakan bahwa “sementara dunia berurusan dengan krisis virus corona, ‘Israel’ telah mencurahkan waktu dan upaya untuk melecehkan warga Palestina alih-alih membantu … penduduk yang hidup di bawah kendalinya”.
Pemerintah Zionis membenarkan pembongkaran rumah Palestina dengan mengatakan strukturnya tidak memiliki izin bangunan, terlepas dari fakta bahwa ‘Israel’ tidak memberikan izin semacam itu kepada warga Palestina. Selain itu, ‘Israel’ memerintahkan warga Palestina untuk menghancurkan rumah mereka sendiri atau membayar harga pembongkaran ke pemerintah kota jika mereka menolak untuk menghancurkannya.
Palestina serta komunitas internasional telah menganggap politik pembongkaran ‘Israel’ di wilayah pendudukan adalah ilegal. (Hidcom)