Hakikat sebuah sifat yang melekat dalam hati dan yang tercermin dalam perangai tidak datang begitu saja. Butuh ilmu untuk mendalami, melatih diri, hingga menjadi kebiasaan.
Seperti makhluk dan alam raya ini, semuanya memiliki pasangan atau pendamping sebagaimana manusia. Misalnya, ada malam ada siang yang menghasilkan keseimbangan alam dan bagi kehidupan manusia.
Sebuah sifat atau perbuatan juga butuh pendamping untuk membuahkan hasil. Misalnya, adab perlu sifat pendamping yaitu ilmu. Jika keduanya dipadukan akan membuahkan kemuliaan dunia dan akhirat.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku mutiara hikmahnya berjudul Al-Fawaid mengulas 14 sifat memiliki perpaduan yang akan membuahkan kebaikan. Buah dari pasangan amalan atau sebuah sifat membuahkan sebuah karakter yang akan menyelamatkan kita dari dunia fana ini.
Berikut 14 sifat yang pada hakikatnya memiliki pasangan dan akan melahirkan kebaikan, kesuksesan, dan kebahagiaan:
1. Upaya nyata adalah pendamping iman. Apabila keduanya dipadukan, maka akan membuahkan amal saleh. Keimanan tanpa amalan nyata bagi sesama atau kepada alam raya ini akan kering karena ketiadaan amal saleh.
2. Berbaik sangka kepada Allah pendamping kebutuhan dan ketergantungan kepada-Nya. Jika keduanya berpadu dalam doa, niscaya permohonan kita akan terkabul.
3. Takut adalah pendamping cinta. Apabila keduanya berpadu, akan lahirlah kepemimpinan dalam agama. Cinta akan terwujud karena rasa takut kepada-Nya.
4. Meneladani Rasulullah SAW adalah pendamping keikhlasan. Perpaduan keduanya akan membuahkan amalan yang diterima dan dikabulkan.
5. Amal adalah pendamping ilmu. Perpaduan amal dan ilmu akan mewujudkan kebahagiaan dan keberuntungan. Jika keduanya terpisah, maka pemiliknya (seseorang) tidak akan memperoleh manfaat apa-apa.
6. Sifat santun (adab) adalah pendamping ilmu. Adab dan ilmu yang menyatu akan membuahkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Disamping itu, ilmu para ulama akan terasa manfaatnya.
Karena itu, di masa Rasulullah SAW, anak-anak diajari terlebih dulu adab sebelum ilmu. Karena ilmu tanpa adab, hanya menghasilkan kebobrokan moral dan kebinasaan dalam kehidupan.
7. Kebulatan tekad adalah pendamping mata hati. Apabila keduanya berpadu, penyandangnya akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
Semangatnya akan membawanya menggapai semua kedudukan tinggi. Bukankah karena luputnya segala kesempurnaan
8. Niat yang baik adalah pendamping akal sehat. Apabila keduanya tidak ada, maka hilanglah semua kebaikan. Tapi apabila keduanya berpadu, maka terwujudlah pertolongan dan kesuksesan.
9. Kesabaran adalah pendamping pandangan hati. Perpaduan keduanya akan menghasilkan kebaikan.
Al-Hasan pernah berkata: “Apabila kamu hendak melihat orang yang tajam mata hatinya namun bukan penyabar, niscaya kamu akan menemukannya. Begitu juga sebaliknya. Namun, apabila kamu melihat seorang penyabar lagi tajam pandangan mata hatinya, maka itulah kesempurnaan yang sesungguhnya.”
10. Nasihat adalah pendamping akal. Jika nasihat itu kuat, maka kuat pula akal dan semakin cemerlanglah dia.
11. Zikir dan pikir adalah dua hal yang saling berdampingan. Apabila keduanya berpadu, akan muncullah sikap zuhud pada dunia dan kecintaan pada akhirat.
12. Takwa adalah pendamping tawakkal. Apabila keduanya berdampingan, maka hati pun akan menjadi lurus.
13. Tidak panjang angan-angan adalah pendamping bekal untuk berjumpa dengan Allah SWT. Jika keduanya berpadu, maka seluruh kebaikan akan menjadi miliknya. Jika keduanya berpisah, segala keburukan akan menimpanya.
14. Pendamping cita-cita tinggi adalah niat yang benar. Apabila keduanya berpadu, niscaya hamba akan sampai pada puncak yang diinginkannya. (Indoinside)