Ada banyak cara dalam menggapai ampunan Allah. Karenanya, kita tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apa pun.
Kekhilafan Adam dan Hawa ketika memakan pohon larangan –atau yang oleh umum dikenal dengan istilah Khuldi– di surga, menunjukkan bahwa karakter dasar manusia adalah rentan berbuat salah dan dosa. Karenanya Allah memberikan ruang untuk bertaubat agar manusia bisa diampuni dan kembali ke jalur yang benar.
Nabi Muhammad SAW pun pernah bersabda, “Semua anak manusia banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Upaya manusia mendapat ampunan Allah bisa dengan bermacam-macam cara, asalkan masih dalam koridor syariat. Misalnya, dengan memohon ampun, menyesali kesalahannya, bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan lagi, berbuat kebajikan sebanyak-banyak dan lain-lain.
Dalam buku “Nashaa`ihul-‘Ibaad” (2015: 18) ada kisah menarik mengenai Asy-Syibili yang dalam mimpinya mendapat informasi bahwa dirinya diampuni Allah karena hal yang terlihat remeh dan luput dari perhatiannya.
Beliau bercerita, suatu hari, saat tidur, beliau bermimpi telah meninggal dunia. Setelah kematiannya, Allah bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, tahukah kamu mengapa Aku mengampunimu?”
Asy-Syibili menjawab dengan mantap bahwa amal salehnyalah yang membuahkan ampuan Allah. Ternyata tidak. Jawaban lain dicoba untuk dikemukakan seperti: keikhlasan ibadah salat, puasa dan haji. Ternyata bukan itu yang menjadi faktor utama.
Beliau mendapat ampunan dari Allah karena perkara yang tak pernah dipikirkan sebelumnya, ya: ketulusannya dalam menolong seekor anak kucing yang meringkuk kedinginan di tengah cuaca ekstrem di lorong Baghdad.
Dipungutlah anak kucing tersebut, diletakkan di atas keranjang dan dilindungi dari udara yang dingin. Walhasil, tindakan itu membuatnya menggapai ampunan Allah.
Dalam akhir mimpinya Allah berfirman, “Karena kasih sayangmu terhadap anak kucing itulah Aku memberimu rahmat.”
Apa yang dialami oleh Asy-Syibili sebanarnya bukan perkara sederhana. Bukankah Nabi pernah menceritakan dalam haditsnya bahwa ada orang yang masuk surga dan masuk neraka hanya karena perilaku dan sikap mereka terhadap hewan.
Ada perempuan yang masuk surga gara-gara menolong anjing yang kehausan. Ada juga yang masuk neraka gara-gara menelantarkan seekor kucing.
Oleh karena itu, ada banyak cara dalam menggapai ampunan Allah. Kita tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apapun. Sebab, bisa jadi amal yang dipandang remeh dan penuh ketulusan itu, menjadi faktor pemantik ampunan Allah kepada hamba-Nya. (Indoinside)